Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi
juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan
memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk
kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Selain komoditas tanaman diatas, sejak akhir tahun 2012, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) mencoba Pulau ini
untuk dijadikan lahan pengembangan tebu di Jawa Timur.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.
Sumenep sebagai daerah wisata juga menyimpan banyak sumber daya alam
berupa gas alam yang dieksplorasi untuk mensuplai kebutuhan gas industri
yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Sumur-sumur gas sebagian besar
tersebar di daerah lepas pantai Kepulauan Sumenep.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar